Aku dengan caraku, karena aku berbeda. :)

Sabtu, 18 April 2015

Cowok di Gerbang Sekolah

Cowok di Gerbang Sekolah
Matahari sangat terik ketika ku langkahkan kakiku meninggalkan sekolah. Bunda sudah menungguku di depan gerbang sekolah. Jarak kelas ku dengan gerbang sekolah cukup jauh, gerbang sekolah ada di area depan dan kelasku berada di area sekolah paling belakang hingga di belakang kelasku tersisa tembok pembatas antara sekolah dan  rumah-rumah warga.
Ketika aku sampai di gerbang sekolah tak ku lihat mobil bunda di manapun. Akupun memutuskan untuk menunggu bunda sebentar sambil bersandar pada gerbang sekolah. Sementara aku melamun tiba-tiba seseorang menegurku dan mengejutkanku.
“Belum pulang?” tanyanya.
Aku terkejut melihatnya. Dia cowok manis. Kulit hitamnya yang bersih dan senyumnya, ia terlihat begitu manis menyapaku. Aku tersadar ketika ia menatapku menungguku menjawabnya.
“Belum. Bunda belum datang.” Jawabku mencoba untuk tidak tergagap karena detak jantungku yang berdetak cepat.
“Perlu aku temani?” tanyanya lagi.
“Tidak. Terima kasih, sepertinya bunda datang tidak akan lama lagi.” Jawabku menolak. Aku tidak mungkin menerima tawarannya menemaniku menunggu bunda hingga datang, aku tidak sanggup ia berada di dekatku, mungkin saja 10 menit bersamanya aku bisa saja pingsan karena jantungku yang berdetak cepat dan nafasku yang tertahan.
“Baiklah.”
Tak cukup lama kepergian cowok itu bundapun datang. Selama perjalanan pulang aku terus memikirkan kejadian tadi dan dengan bodohnya, aku lupa menanyakan namanya. Besok aku akan bertanya pada Geby sahabatku, mungkin saja ia mengetahuinya.
Keesokan harinya setiba aku di sekolah, aku melihat Geby dengan wajah yang terlihat sangat senang.
“Ada apa? Kamu terlihat sangat senang.” Tanyaku pada Geby setelah duduk di sebelahnya.
“Kak Abiy menembakku kemarin. Aku menerimanya.” Ungkap Geby
“Kak Abiy? Aku tidak mengenalnya, tapi ku ucapkan selamat buatmu, buat kalian.”
“Terima kasih. Nanti aku kenalkan kamu ke dia.”
“Baiklah. Oh iya, kemarin waktu pulang sekolah, aku bertemu seseorang. Dia menyapaku dan menawarkan diri menemaniku menunggu bunda yang belum datang tapi aku menolak.” Ceritaku pada Geby.
“Terus ada apa? Aku tidak mengerti ke mana arah pembicaraanmu.” Kata Geby bingung.
“Aku suka dengan dia. Dia sangat manis, kulit hitamnya yang bersih dan senyumnya yang manis.” Ungkapku
“Benarkah? Siapa dia? Namanya siapa?” tanya Geby antusias
“Aku tidak tahu.” Kataku sedih
“Jangan sedih. Aku akan membantumu mencari tahu. Jelaskan saja semua yang kau tahu tentang dia padaku dan aku akan mencari tahu selebihnya.” Hibur Geby dan menawarkan membantuku.
“Tidak. Aku ingin mencari tahu sendiri.” Tolakku
“Baiklah. Kalau butuh bantuanku jangan sungkan.” Kata Geby kemudian.
Waktu untuk pulang sekolah tiba tapi kami terdiam di dalam kelas, terjebak hujan, hanya Geby yang sudah menghilang. Katanya dia membawa payung dan akan pulang bersama pacarnya, kak Abiy.

Aku berdiri di depan kelas menengadahkan tanganku ke langit tak terjamah, membiarkan air hujan mengenai telapak tanganku dan percikannya mengenai seragamku. Aku sangat menyukai hujan. Hujan sedikit mereda aku berfikir untuk tidak tinggal dan melangkah meninggalkan kelasku. Belum sampai aku di gerbang sekolah, berjarak sekira 100 meter di depanku, ku lihat Geby dan kak Abiy sedang tertawa di bawah satu payung berdua milik Geby. Namun bukan itu yang menjadi perhatianku tapi cowok yang bersama Geby. Dia cowok di gerbang sekolah hari itu, ternyata dia kak Abiy, pacar sahabatku.

~JL~

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar