KARTU ATM
Seseorang
akan menjadi tahu dan mengerti saat ia mengalaminya hingga itulah menjadi
alasan mengapa pengalaman adalah guru terbesar dalam hidup. Apatahlagi
pengalaman yang memberinya pelajaran lebih banyak akan selalu membekas dalam
hati bahkan ketika waktu tak lagi dapat menghitungnya.
Inilah
satu diantara banyak pengalaman yang kumiliki, akan ku bagikan kepada para
pembaca hingga seluruh dunia tahu arti sebuah KEBARANIAN yang terselip dari
pengalaman hidup. Inilah adalah pengalamanku, seorang siswi dari pelosok
negeri.
Berawal
dari aku sebagai siswi SMAN 1 Bantaeng, satu diantara banyak sekolah menengah
ke atas di kabupaten Bantaeng yang saat ini duduk dibangku kelas 3. Beberapa
minggu setelah usiaku 17 tahun, aku mendapatkan surat dari Kementerian
Pendidikan lebih tepatnya lagi panitia sebuah ajang perlombaan ilmiah yaitu
OPSI ( Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia ) yang ternyata surat berisi
pemanggilan aku dan rekanku sebagai finalis dalam ajang tersebut.
Disekolah
aku mengikuti ekstra kurikuler KIR
yaitu Kelompok Ilmiah Remaja, di sanalah aku bertemu dengan rekanku Amila
Mufliha BT dan kami mencoba memberanikan diri mengikuti OPSI yang merupakan
ajang penelitian berskala nasional. Jadi kami sangat bersyukur ketika
mendapatkan surat tersebut dan dinyatakan kami sebagai finalis. Setelah itu
kami mengikuti tahap selanjutnya di kota Surabaya dan alhamdulillah kami meraih
medali perunggu. Selain itu kami diberi tabungan, disinilah awal kebingunganku
bermula.
Sepulang
dari Surabaya dengan sebuah buku tabungan berwarna jingga dengan nama “BNI” ditanganku,
dan aku tidak mengerti segalanya tentang buku tabungan, jadilah aku bingung.
Mengapa diumur yang sudah 17 tahun aku masih tidak tahu menahu tentang menabung
di bank dan buku tabungan? itu karena aku hidup di keluarga sederhana dan di
sebuah desa pelosok negeri. Faktanya mayoritas anak-anak yang tinggal di daerah
pedesaan tidak tahu menahu tentang buku tabungan, kami hanya tahu uang tunai
bukan berupa kartu ataupun buku tabungan seperti yang ada ditanganku saat ini.
Jadi karena aku tidak tahu jadilah aku memberikan tabungan ke ayah, namun ayah
menolak.
“Kamu
juga harus belajar, simpan saja sendiri. Sebelum itu kamu harus buat kartu atm
dulu.”
Aku
menatap ayah bingung. Apalagi kartu atm? Bagaimana cara membuatnya? Ayah
seperti tahu kebingunganku menjelaskan kalau aku harus ke bank, setelah itu
buat kartu atm. Aku berpikir, apakah semudah itu dan aku hanya masuk bank, lalu
seseorang akan membuatkanku kartu atm? Saat itu kupikir, memang benar mungkin
hanya seperti itu.
“Kamu
pergi sendiri, tidak usah ditemani ayah. Belajar mandiri dan berani. Kalau
bingung, jangan malu bertanya sama orang.” Ucap ayah waktu itu.
Bagaimana
ini? Apakah aku bisa? Pegang buku tabungan saja baru kali ini, apalagi masuk
bank. Aku tidak pernah berpikir untuk itu.
Satu
minggu berlalu aku masih saja belum ke bank, masih karena alasan tidak berani.
Hingga dihari kamis sepulang sekolah aku memberanikan diri, ditemani dengan
seorang temanku, yang juga sama denganku tak tahu menahu tentang bank dan
segala embel-embelnya.
Kami
memberanikan diri masuk ke bank dan ada banyak orang yang sedang duduk menunggu
yang entah sedang menunggu apa, aku tak tahu. Akupun juga ikut duduk, bingung
harus berbuat apa. Hingga ku dengar nama seseorang dipanggil, akupun mengerti
apa yang mereka tunggu. Jadi aku berpikir untuk duduk dan menunggu, namun hanya
beberapa saat aku kembali berpikir.
“Bagaimana pegawai bank
bisa tahu nama-nama yang mereka panggil? Bagaimana mereka akan tahu namaku?”
Aku
merasa ada yang salah. Ku lihat didepan pegawai bank sedang melayani
masyarakat. Aku kembali bingung. Bagaimana ini? Apakah aku harus menghampiri
pegawai itu, yang ku lihat tertera kata “Teller 3”. Aku bertanya kepada temanku
dan ia mengiyakan sebaiknya aku bertanya. Jadilah waktu teller 3 sudah selesai
melayani masyarakat, aku memberanikan diri untuk menghampirinya dan bertanya,
kan seperti kata pepatah “malu bertanya
sesat di jalan” jadi setidaknya aku harus berani bertanya agar tidak
tersesat di jalan.
Kata
pegawai di teller 3 aku bisa bertanya cara buat kartu atm di bagian service,
aku mengedarkan pandanganku dan melihat dua ruangan. Satu tertulis service 4
dan satu lagi service 5, namun hanya service 4 yang berpenghuni. Aku kembali
melihat kakak pegawai bank dan mengucapkan terima kasih, selanjutnya aku
kembali duduk dan menunggu hingga kakak cantik pegawai bank service 4 selesai
melayani seorang laki-laki yang kulihat sedang mengisi sebuah biodata atau
sejenisnyalah, aku kurang tahu itu apa.
Setelah
laki-laki di service 4 kosong, akupun menggantikannya dan duduk di hadapan
kakak cantik pegawai bank. Aku menjelaskan maksud kedatanganku dan menyerahkan
buku tabunganku. Setelah pegawai bank menjelaskan cara membuat kartu atm,
akupun mengerti. Ternyata aku harus membawa fotocopy KTP orang tua, kartu
keluarga, dan kartu tanda pelajar milikku. Berhubung hari itu aku tidak membawa
semuanya karena tidak tahu, jadilah aku kembali dan akan kembali nanti lagi.
Tentu saja sebelum meninggalkan bank, aku mengucapkan terima kasih kepada kakak
cantik pegawai bank.
Jadi
malu bertanya memang benar akan sesat dijalan, karena aku berani dan tidak malu
bertanya jadilah aku tidak sesat dijalan malah mendapatkan pengetahuan.
Pertama-tama tentu saja aku harus berterima kasih kepada ayah yang sudah
percaya dengan diriku, kepada diriku sendiri yang berani, dan tentu saja kepada
kakak di teller 3 yang berbaik hati bersedia memberiku petunjuk, serta kepada
kakak cantik service 4 yang memberiku ilmu.
Beberapa
hari kemudian aku kembali ke bank, kali ini aku ditemani dengan rekanku Amila
yang juga ingin membuat kartu atm, karena aku sudah tahu cara membuatnya
setelah kedatanganku beberapa hari yang lalu jadi aku tidak lagi menuju teller
dan langsung ke service. Jadilah saat ini aku sudah memiliki kartu atm, yang
berhasil ku miliki karena keberanianku dan tidak malu serta mau bertanya. J
MAU BERTANYA NGGAK SESAT DI JALAN #AskBNI

keren artikelnya
BalasHapusditunggu ya jejaknya disini
http://feridi.blog.upi.edu/2015/12/29/malu-bertanya-sesat-di-jalan-mau-bertanya-hanya-di-askbni-yang-menjawab/
Terima kasih. :)
HapusInsya Allah. :-)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusInfonya sangat bermanfaat.
BalasHapuskunjungi juga ya pnuya saya dan coment disini :D
http://handini.blog.upi.edu/2016/01/01/mau-bertanya-jangan-malu-malu-askbni-akan-menjawab/
Terima kasih sudah berkunjung.
HapusInsya Allah akan berkunjung ke bloknya mbak. :-)