Aku dengan caraku, karena aku berbeda. :)

Kamis, 04 Februari 2016

KARTU ATM

KARTU ATM
Seseorang akan menjadi tahu dan mengerti saat ia mengalaminya hingga itulah menjadi alasan mengapa pengalaman adalah guru terbesar dalam hidup. Apatahlagi pengalaman yang memberinya pelajaran lebih banyak akan selalu membekas dalam hati bahkan ketika waktu tak lagi dapat menghitungnya.
Inilah satu diantara banyak pengalaman yang kumiliki, akan ku bagikan kepada para pembaca hingga seluruh dunia tahu arti sebuah KEBARANIAN yang terselip dari pengalaman hidup. Inilah adalah pengalamanku, seorang siswi dari pelosok negeri.
Berawal dari aku sebagai siswi SMAN 1 Bantaeng, satu diantara banyak sekolah menengah ke atas di kabupaten Bantaeng yang saat ini duduk dibangku kelas 3. Beberapa minggu setelah usiaku 17 tahun, aku mendapatkan surat dari Kementerian Pendidikan lebih tepatnya lagi panitia sebuah ajang perlombaan ilmiah yaitu OPSI ( Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia ) yang ternyata surat berisi pemanggilan aku dan rekanku sebagai finalis dalam ajang tersebut.
Disekolah aku mengikuti ekstra kurikuler KIR yaitu Kelompok Ilmiah Remaja, di sanalah aku bertemu dengan rekanku Amila Mufliha BT dan kami mencoba memberanikan diri mengikuti OPSI yang merupakan ajang penelitian berskala nasional. Jadi kami sangat bersyukur ketika mendapatkan surat tersebut dan dinyatakan kami sebagai finalis. Setelah itu kami mengikuti tahap selanjutnya di kota Surabaya dan alhamdulillah kami meraih medali perunggu. Selain itu kami diberi tabungan, disinilah awal kebingunganku bermula.
Sepulang dari Surabaya dengan sebuah buku tabungan berwarna jingga dengan nama “BNI” ditanganku, dan aku tidak mengerti segalanya tentang buku tabungan, jadilah aku bingung. Mengapa diumur yang sudah 17 tahun aku masih tidak tahu menahu tentang menabung di bank dan buku tabungan? itu karena aku hidup di keluarga sederhana dan di sebuah desa pelosok negeri. Faktanya mayoritas anak-anak yang tinggal di daerah pedesaan tidak tahu menahu tentang buku tabungan, kami hanya tahu uang tunai bukan berupa kartu ataupun buku tabungan seperti yang ada ditanganku saat ini. Jadi karena aku tidak tahu jadilah aku memberikan tabungan ke ayah, namun ayah menolak.
“Kamu juga harus belajar, simpan saja sendiri. Sebelum itu kamu harus buat kartu atm dulu.”
Aku menatap ayah bingung. Apalagi kartu atm? Bagaimana cara membuatnya? Ayah seperti tahu kebingunganku menjelaskan kalau aku harus ke bank, setelah itu buat kartu atm. Aku berpikir, apakah semudah itu dan aku hanya masuk bank, lalu seseorang akan membuatkanku kartu atm? Saat itu kupikir, memang benar mungkin hanya seperti itu.
“Kamu pergi sendiri, tidak usah ditemani ayah. Belajar mandiri dan berani. Kalau bingung, jangan malu bertanya sama orang.” Ucap ayah waktu itu.
Bagaimana ini? Apakah aku bisa? Pegang buku tabungan saja baru kali ini, apalagi masuk bank. Aku tidak pernah berpikir untuk itu.
Satu minggu berlalu aku masih saja belum ke bank, masih karena alasan tidak berani. Hingga dihari kamis sepulang sekolah aku memberanikan diri, ditemani dengan seorang temanku, yang juga sama denganku tak tahu menahu tentang bank dan segala embel-embelnya.
Kami memberanikan diri masuk ke bank dan ada banyak orang yang sedang duduk menunggu yang entah sedang menunggu apa, aku tak tahu. Akupun juga ikut duduk, bingung harus berbuat apa. Hingga ku dengar nama seseorang dipanggil, akupun mengerti apa yang mereka tunggu. Jadi aku berpikir untuk duduk dan menunggu, namun hanya beberapa saat aku kembali berpikir.
“Bagaimana pegawai bank bisa tahu nama-nama yang mereka panggil? Bagaimana mereka akan tahu namaku?”
Aku merasa ada yang salah. Ku lihat didepan pegawai bank sedang melayani masyarakat. Aku kembali bingung. Bagaimana ini? Apakah aku harus menghampiri pegawai itu, yang ku lihat tertera kata “Teller 3”. Aku bertanya kepada temanku dan ia mengiyakan sebaiknya aku bertanya. Jadilah waktu teller 3 sudah selesai melayani masyarakat, aku memberanikan diri untuk menghampirinya dan bertanya, kan seperti kata pepatah “malu bertanya sesat di jalan” jadi setidaknya aku harus berani bertanya agar tidak tersesat di jalan.
Kata pegawai di teller 3 aku bisa bertanya cara buat kartu atm di bagian service, aku mengedarkan pandanganku dan melihat dua ruangan. Satu tertulis service 4 dan satu lagi service 5, namun hanya service 4 yang berpenghuni. Aku kembali melihat kakak pegawai bank dan mengucapkan terima kasih, selanjutnya aku kembali duduk dan menunggu hingga kakak cantik pegawai bank service 4 selesai melayani seorang laki-laki yang kulihat sedang mengisi sebuah biodata atau sejenisnyalah, aku kurang tahu itu apa.
Setelah laki-laki di service 4 kosong, akupun menggantikannya dan duduk di hadapan kakak cantik pegawai bank. Aku menjelaskan maksud kedatanganku dan menyerahkan buku tabunganku. Setelah pegawai bank menjelaskan cara membuat kartu atm, akupun mengerti. Ternyata aku harus membawa fotocopy KTP orang tua, kartu keluarga, dan kartu tanda pelajar milikku. Berhubung hari itu aku tidak membawa semuanya karena tidak tahu, jadilah aku kembali dan akan kembali nanti lagi. Tentu saja sebelum meninggalkan bank, aku mengucapkan terima kasih kepada kakak cantik pegawai bank.
Jadi malu bertanya memang benar akan sesat dijalan, karena aku berani dan tidak malu bertanya jadilah aku tidak sesat dijalan malah mendapatkan pengetahuan. Pertama-tama tentu saja aku harus berterima kasih kepada ayah yang sudah percaya dengan diriku, kepada diriku sendiri yang berani, dan tentu saja kepada kakak di teller 3 yang berbaik hati bersedia memberiku petunjuk, serta kepada kakak cantik service 4 yang memberiku ilmu.

Beberapa hari kemudian aku kembali ke bank, kali ini aku ditemani dengan rekanku Amila yang juga ingin membuat kartu atm, karena aku sudah tahu cara membuatnya setelah kedatanganku beberapa hari yang lalu jadi aku tidak lagi menuju teller dan langsung ke service. Jadilah saat ini aku sudah memiliki kartu atm, yang berhasil ku miliki karena keberanianku dan tidak malu serta mau bertanya. J


MAU BERTANYA NGGAK SESAT DI JALAN #AskBNI




Comments
5 Comments

5 komentar:

  1. keren artikelnya
    ditunggu ya jejaknya disini

    http://feridi.blog.upi.edu/2015/12/29/malu-bertanya-sesat-di-jalan-mau-bertanya-hanya-di-askbni-yang-menjawab/

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Infonya sangat bermanfaat.
    kunjungi juga ya pnuya saya dan coment disini :D
    http://handini.blog.upi.edu/2016/01/01/mau-bertanya-jangan-malu-malu-askbni-akan-menjawab/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah berkunjung.

      Insya Allah akan berkunjung ke bloknya mbak. :-)

      Hapus