Completion Of The Hassle #1
"Tidak
bisakah kau berhenti mengeluh? aku benar-benar lelah mendengar keluhanmu."
Aku tidak tahu ini sudah kesekian kalinya ia berteriak kepadaku, tapi masih
saja aku mencintainya.
"Aku
bukan mengeluh, aku hanya ingin membagi ceritaku kepadamu.” Ucapku pelan dan
menunduk, aku takut akan marah dan berakhir dengan tangisan.
“Tapi
ceritamu secara tak langsung mengeluh.” Suaranya mulai merendah.
“Baiklah.
Maafkan aku, itu tidak akan terjadi lagi.” Janjiku untuk berulang kali.
“Kau
terus berjanji seperti itu, namun kau terus mengulanginya.” Ucapnya lirih.
“Aku
benar-benar berjanji.” Janjiku tegas.
“Baiklah,
terserah padamu. Aku lelah. Aku harus pulang, lagipula aku tidak ingin Raras
melihatku denganmu.” Ucapnya dan berdiri meninggalkanku.
Aku
terus menatap punggungnya yang meninggalkan kedai kopi, meninggalkan aku
sendiri. Laki – laki yang telah mengambil hatiku, ia telah memiliki semuanya.
Aku sangat mencintainya hingga membuatku berbuat nekat menempatkan diriku
diposisi ini yang sangat melelahkan dan menakutkan, namun terlepas dari itu ada
bagian yang membuatku bahagia.
***
Aku
meninggalkannya begitu saja di kedai kopi itu, seorang diri. Aku sadar dia
butuh tempat bercerita dan hanya aku saja yang dimilikinya, seharusnya aku
mendengarkannya tapi aku terlalu takut untuk itu, aku takut aku semakin
mencintainya dan tak mampu meninggalkannya, padahal saat ini aku sedang
mempersiapkan untuk meninggalakannya dan membiarkannya melihat dunia yang tak hanya
ada aku, dia, dan gadisku.
***
