Kita dipertemukan untuk sebuah awal yang mana ada begitu banyak yang menjadi harapan kita ke depannya. Mencoba belajar menitipkan percaya hingga ada banyak cerita yang mengalir dari bibir kita bahkan cerita yg seharusnya hanya milik kita dan Sang Maha Pencipta namun tetap kita biarkan itu ada diantara kita. Mengapa? Karena kita telah menitipkan percaya. Mengapa? Karena rasa sayang melebihi dirt sendiri itu telah terbangkitkan. Mengapa? Karena tanpa sadar cinta itu telah dititipkan kepada kita. Bahagia? tak bisa terbayangkan berapa banyak sudah bahagia yang telah kita miliki bersama. Sedih? Tak akan pernah ada bahagia saat kesedihan tak pernah hadir untuk menyapa. Tangis? Tak bisa dipungkiri akan hadirnya, jika sepasang mata dihadiri bulir bening maka tak perlu disangkal lagi akan ada pasang mata yang lain mengikuti. Mengapa? karena kita telah dipertemukan dan diciptakan untuk menjadi "KITA". Pertemuan dengan yang lain tak menjadi alasan bagi kita untuk menjadi "KITA" + DIA/MEREKA.
Hingga pertemuan yang entah mengapa menjadi alasan ada "diam" yang tercipta hingga memberi sisi yang lain untuk "memilih". Bisa kau katakan sisi lain bisa untuk tidak "memilih" namun bagaimana dengan rentang waktu yg dibutuhkan. Tidakkah kalian memikirkan bagaimana rasanya berada disisi berbeda yang mana kita selalu berdiri disisi yang sama. Tidakkah kalian berpikir sama saja kalian memberi dia kesempatan untuk mengambil keputusan?
Yap, ini tentang kita. Aku, kalian, dan dia.
Disaat kalian berada dijalur yang sama. Dijalur mana aku? Kalianpun tahu masa itu. Ada begitu banyak yang menjadi kesedihan dan beban pikiran, entah kalian lupa atau benar-benar menutup mata akan itu backan menambah kesedihan yang lain hingga membuat jarak yang seolah kalian ingkari. Bukan aku berharap kalian memaafkan. Bukan. Hanya såja jangan biarkan percaya itu tak lagi ku miliki untuk kalian. Hanya saja jangan biarkan jarak itu tercipta. Itu keinginanku tapi apatah daya aku hati dan pikiran adalah milikmu yang mana tak dapat ku kendalikan.
Saat ini mungkin kalian berkata, aku berubah. Ya. Itu jawabanku. Boleh ku katakan alasannya? Karena saat ini percaya tak lagi ku miliki bukan hanya kapada kalian tapi bahkan untuk orang-orang sekelilingku. Mengapa? Karena kalian yang mengajariku untuk menjadi yang dulu bukan untuk bernostalgia tapi untuk sebuah posisi dalam hubungan sosial.
Pernah ku katakan "Mungkin hanya ada satu masa SMA yang menjadi kenanganku yang akan ku rindukan yaitu masa kita bersama", namun akan ku katakan kini tidak lagi. Kalian tidak akan pernah lagi menjadi alasanku untuk apapun itu.
Menyesal untuk pertemuan kita? Ya, itu pernah terlintas dipikiranku.
Ada sebuah catatan yang ku titipkan untuk kau dan mungkin itu bisa menjadi catatan untuk kalian. Mungkin saat ini kau belum menemukannya, tapi aku yakin akan ada waktu kau menemukannya. Itu bukan catatan suatu pembenaran hanya saja sebuah luapan yang mana rasa yang ada pada catatan itu tak ingin lagi ku simpan untuk kalian. Aku hanya ingin meluapkannya hingga tak bersisa. Hingga sisi itu tak ada lagi dalam hati dan pikiranku.
