PERJALANAN BEJIBUN TANYA
Karya
: Nur Azizah Amaliah
Aku
berdiri tepat di bawah pohon yang rindang. Semilir angin sepoi – sepoi
mendatangkan kesejukan. Saat memandang sekeliling aku menyadari, aku sedang
berada disebuah padang rumput yang begitu hijau. Aku berputar memandang
sekeliling dan satu hal lagi yang ku sadari, padang rumput ini berbentuk
lingkaran dengan sebatang pohon yang rindang tepat berada ditengahnya dan
sekarang aku di bawah pohon tersebut dengan sebuah bangku putih di sebelah
kananku.
Ketika
aku akan duduk dibangku putih, sebuah tangan menyentuh pundakku. Aku berbalik
namun tak kutemukan seorangpun di sana. Aku mengurungkan niatku untuk duduk, ku
langkahkan kakiku menuju tepi padang rumput namun saat langkahku yang ketiga,
tiba – tiba angin bertiup dan menghempasku, kupejamkan mata. Setelah angin itu
tidak ku rasakan lagi, ku buka mataku dan seketika cahaya putih yang
menyilaukan menyeruak menuju kornea mataku, kembali mata kupejamkan. Lalu ku
buka mata perlahan – lahan, membiasakannya dengan cahaya itu hingga akhirnya
aku bisa melihat dengan baik dan ku sadari aku sudah berdiri di tengah – tengah
jalan dengan sebuah lorong tak berujung dihadapanku.
Aku
berjalan hati – hati dan memandang lurus kedepan, bejibun pertanyaan dibenakku
dan rasa ingin tahu mengalahkan ketakutanku. Semakin lama aku melangkah,
semakin tak kulihat ujung dari jalan ini. Cahaya menyilaukan terus saja
menghantam kornea mataku, namun tak mampu menghilangkan fokusku. Sekelebat
bayangan dihadapanku melintas, langkahku terhenti. Dimana aku sebenarnya?
Pertanyaan itu tiba – tiba muncul di kepalaku.
Siapa
dia.? Belum mampu ku kembalikan fikiranku, berjarak 50 meter didepanku
seseorang berdiri. Tidak. Dia bukan manusia. Dia gelembug. Bukan. Dia air.
Tidak. Mengapa dia punya wujud.? Jika ia air mengapa dia berwujud manusia dan ku
biarkan fikiranku menamakannya manusia air. Dia melambai ke arah ku, seolah aku
telah terprogram, ku ikuti langkahnya, mengekor di belakangnya. Namun lagi,
belum ku lihat ujung jalan ini. Dan tak ku mengerti mengapa aku mengikutinya
dan jalan tak berujung ini. Dan perjalananku ini tak tahu akan berakhir dimana
dan bagaimana aku mengakhirinya.
