Aku dengan caraku, karena aku berbeda. :)

Kamis, 18 Desember 2014

PERJALANAN BEJIBUN TANYA

PERJALANAN BEJIBUN TANYA
Karya : Nur Azizah Amaliah

Aku berdiri tepat di bawah pohon yang rindang. Semilir angin sepoi – sepoi mendatangkan kesejukan. Saat memandang sekeliling aku menyadari, aku sedang berada disebuah padang rumput yang begitu hijau. Aku berputar memandang sekeliling dan satu hal lagi yang ku sadari, padang rumput ini berbentuk lingkaran dengan sebatang pohon yang rindang tepat berada ditengahnya dan sekarang aku di bawah pohon tersebut dengan sebuah bangku putih di sebelah kananku.
Ketika aku akan duduk dibangku putih, sebuah tangan menyentuh pundakku. Aku berbalik namun tak kutemukan seorangpun di sana. Aku mengurungkan niatku untuk duduk, ku langkahkan kakiku menuju tepi padang rumput namun saat langkahku yang ketiga, tiba – tiba angin bertiup dan menghempasku, kupejamkan mata. Setelah angin itu tidak ku rasakan lagi, ku buka mataku dan seketika cahaya putih yang menyilaukan menyeruak menuju kornea mataku, kembali mata kupejamkan. Lalu ku buka mata perlahan – lahan, membiasakannya dengan cahaya itu hingga akhirnya aku bisa melihat dengan baik dan ku sadari aku sudah berdiri di tengah – tengah jalan dengan sebuah lorong tak berujung dihadapanku.
Aku berjalan hati – hati dan memandang lurus kedepan, bejibun pertanyaan dibenakku dan rasa ingin tahu mengalahkan ketakutanku. Semakin lama aku melangkah, semakin tak kulihat ujung dari jalan ini. Cahaya menyilaukan terus saja menghantam kornea mataku, namun tak mampu menghilangkan fokusku. Sekelebat bayangan dihadapanku melintas, langkahku terhenti. Dimana aku sebenarnya? Pertanyaan itu tiba – tiba muncul di kepalaku.

Siapa dia.? Belum mampu ku kembalikan fikiranku, berjarak 50 meter didepanku seseorang berdiri. Tidak. Dia bukan manusia. Dia gelembug. Bukan. Dia air. Tidak. Mengapa dia punya wujud.? Jika ia air mengapa dia berwujud manusia dan ku biarkan fikiranku menamakannya manusia air. Dia melambai ke arah ku, seolah aku telah terprogram, ku ikuti langkahnya, mengekor di belakangnya. Namun lagi, belum ku lihat ujung jalan ini. Dan tak ku mengerti mengapa aku mengikutinya dan jalan tak berujung ini. Dan perjalananku ini tak tahu akan berakhir dimana dan bagaimana aku mengakhirinya. 

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar